Dalam era modernisasi yang terus berkembang, dunia musik memberikan kesempatan tak terbatas bagi seniman untuk menciptakan karya yang kaya akan keberagaman.
UIC College, program unggulan dari USG Education, memimpin sebagai pelopor dengan menghadirkan satu- satunya kurikulum musik akademis di Indonesia yang terintegrasi. Melalui program persiapan dan transisi yang inovatif, siswa memiliki kesempatan meraih gelar sarjana internasional.
Melalui program pathway ini, mahasiswa dapat memulai studi di Indonesia selama dua tahun pertama,
sebelum melanjutkan pendidikan mereka di luar negeri untuk meraih gelar sarjana di universitas pilihan.
Tidak hanya bertujuan mempersiapkan musisi masa depan, UIC College juga berkomitmen melestarikan serta memperkaya kekayaan budaya Indonesia. Ini menjadi langkah penting dalam menciptakan masa depan cerah bagi industri musik dan seni di Indonesia.
Dalam rangkaian program inovatifnya, UIC College gelar panggung megah musik recital bertajuk
“DVISVARA”
pada Senin, 7 Oktober 2024, di Balai Resital Kartanegara, Jakarta Selatan. “DVISVARA” yang berarti “dua suara dewi” dalam bahasa Sansekerta, menampilkan dua mahasiswa berbakat UIC Music, Neishya Laurencia dan Richelle Magdalene. Masing-masing mempersembahkan karya-karya unik dan terbaik sebagai puncak perjalanan akademis di UIC Music.
Richelle Magdalene: “Lesson Learn”
Richelle Magdalene, seorang penyanyi dan penulis lagu dengan gaya swaggy dan edgy, berkomitmen untuk membawa isu kesehatan mental ke dalam kancah industri musik Indonesia.
Dengan bertemakan Lesson learn pada konser recital “DVISVARA”, Richelle ingin membuka diskusi tentang isu-isu kesehatan mental yang sering terabaikan, terutama di kalangan Generasi saat ini. Ia percaya bahwa setiap orang memiliki peran dalam membantu satu sama lain menghadapi tantangan ini.
Dengan setiap lagunya, Richelle berusaha menginspirasi audiens untuk lebih peduli terhadap kondisi mental mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka.
“Bagi saya, recital ini bukan hanya tentang menunjukkan kemampuan teknis, tetapi juga tentang perkembangan artistik saya. Setiap nada dan komposisi yang saya mainkan adalah bagian dari cerita saya. Musik adalah cara saya mengekspresikan hal-hal yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, dan saya berharap penonton dapat merasakan pesan tersebut melalui penampilan saya. UIC College telah memberikan saya kesempatan untuk mengejar passion saya dan membuktikan bahwa impian dapat menjadi kenyataan dengan kerja keras dan keyakinan,” ujarnya.
Neishya Laurencia: “Different Stages of Love”
Neishya Laurencia, yang dikenal dengan nama panggung Neilaw, adalah seorang penyanyi dan penulis lagu yang mengajak penonton untuk menjelajahi perjalanan emosional melalui konser "DVISVARA" dengan tema Different Stages of Love.
Dengan konsep yang unik, Neilaw membawakan empat fase cinta yang universal: limerence, capture, denial, dan acceptance. Melalui lirik mendalam dan melodi yang memikat, Neilaw tidak hanya bernyanyi tetapi juga berbagi cerita di balik setiap lagunya, menciptakan koneksi mendalam dengan audiens.
Neilaw menyatakan, “Recital ini adalah puncak dari semua yang telah saya pelajari. Melalui musik, saya ingin membawa penonton merasakan perjalanan batin yang saya alami selama di UIC. Ini adalah kesempatan untuk benar-benar menunjukkan siapa saya sebagai musisi dan pribadi. UIC College tidak hanya memperkenalkan saya pada industri, tetapi juga membimbing saya secara akademik untuk siap melanjutkan tahun terakhir saya di Inggris.”
Dukungan dan Arahan dari Para Ahli
Di balik kesuksesan kedua musisi muda ini adalah arahan dari Kang Irfas, salah satu dosen musik terbaik di UIC Music BSD Campus. “Neilaw dan Richelle adalah dua mahasiswa yang sangat berdedikasi terhadap musik. Selama bimbingan, saya melihat perkembangan mereka baik dalam keterampilan teknis maupun dalam eksplorasi ekspresi artistik,” ujarnya.
Aimee Sukesna, USG Education Head of BSD Campus, mengungkapkan kebanggaannya akan bakat alami Neilaw dan Richelle yang telah berkembang pesat melalui kurikulum internasional UIC College. “Mereka tidak hanya menguasai aspek teknis musik tetapi juga mampu menyampaikan pesan mendalam melalui karya-karya mereka. Neilaw dan Richelle adalah contoh nyata bagaimana pendidikan yang terintegrasi dengan kreativitas dapat mendorong lahirnya generasi penerus yang siap bersaing di kancah global,” tambahnya.
Adhirama G Tusin, Presiden Direktur USG Education, menjelaskan, "Dvisvara bukan sekadar panggung musik, melainkan cerminan dari potensi besar yang dimiliki generasi muda Indonesia dalam industri kreatif. Sejalan dengan visi Generasi Emas 2045, UIC College berperan penting dalam membentuk talenta-talenta kreatif yang akan memperkaya industri seni dan budaya Indonesia, sekaligus menjadikan kita pemain utama dalam ekonomi kreatif dunia.”
Mia Ismi, seorang penyanyi dan penulis lagu profesional, yang berperan sebagai mentor kedua murid UIC College ini menambahkan, “Neilaw dan Richelle memiliki sikap yang sangat baik sebagai musisi muda. Mereka mampu mengikuti arahan dengan baik dan sangat bertanggung jawab, yang merupakan modal penting untuk memasuki industri musik saat ini.”
Masa Depan Cerah bagi Industri Musik
Dengan digelarnya Dvisvara, UIC College menegaskan komitmennya dalam mengembangkan talenta muda berbakat Indonesia di bidang musik. Recital ini bukan hanya panggung bagi mahasiswa untuk menampilkan karya terbaik mereka, tetapi juga perwujudan nyata pentingnya pendidikan kreatif dalam mewujudkan visi Generasi Emas 2045. Di bawah bimbingan para mentor yang ahli, generasi penerus ini tidak hanya mempersiapkan diri untuk berkiprah di kancah nasional, tetapi juga siap bersaing di industri kreatif global.
Recital ini merupakan kesempatan emas bagi para penikmat musik untuk menyaksikan bagaimana para musisi muda berbakat menginterpretasikan tema cinta dan isu sosial melalui musik. UIC College, dengan program-program inovatifnya, terus membuktikan diri sebagai pelopor dalam pendidikan musik yang tidak hanya berfokus pada teori tetapi juga aplikasi praktis dan kreatif di era digital ini.